Rabu, 16 November 2011

Modif Kawasaki Ninja R, 150 2010 (Jakarta)


Kawasaki Ninja R 150, Spongebob Terkencang

Tampilan menutupi kemampuan. Mungkin itu kalimat  paling pas untuk menggambarkan Kawasaki Ninja 150 ini. Meskipun airbrush di bodinya bermotifkan Spongebob layaknya kartun anak-anak, tapi jika sudah siap buat diajak liaran berubah menjadi garang. Untuk trek 500 meter sangat ditakuti.  

Motor ini biasa main di Taman Royal, Tangerang. Tapi pengerjaanya dilakukan di bengkel D2M, Kapin, Kalimalang, Jakarta Timur.  "Sengaja pilih bengkel yang sudah biasa pegang Ninja," kata Aga, si empunya motor.

Dhidy Nurhadi si mekanik langsung oprek sektor mesin. "Dari awal memang setingnya buat 500 meter, karena itu hanya beberapa bagian saja yang perlu dimodif. Tujuannya tetap mengejar top-speed," kata Dhidy.

Misalnya saja kruk as diganti dengan punya RR asal Thailand. "Biasa disebut punya ZX Thailand, keunggulannya karena material lebih berat sehingga torsi lebih mantap," lanjut mekanik asli Betawi ini.

Kruk as ini juga membuat kompresi lebih padat. "Karena gak ada lubang atau coakan seperti standarnya Ninja R," lanjut Dhidy lagi. Pria ramah ini juga kasih info kalau kruk as ini gampang kok mendapatkannya di pasaran. Harganya sekitar Rp 1,4 juta sudah berserta setang.

Pengerjaan berikutnya mengangkat atau mengorek lubang buang. "Lubang buang sekarang setelah dikorek menjadi 29,5mm diukur dari bibir blok atas," lanjut mekanik yang buka bengkel di Jl. Raya Kapin, No.1, Kalimalang, Jakarta Timur ini.

Untuk lubang isap atau bilasanya sendiri masih dalam kondisi standar. Untuk standarnya, jika diukur dengan cara yang sama maka didapat angka 33mm. Semua itu dilakukan oleh Dhidy sendiri.

Hitungan itu didapat berdasarkan pengalaman jika ingin mendapatkan top-speed. Untuk jarak 500 meter tadi, dipastikan masuk sampai gigi 6.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah komposisi ratio. Ini pegang peranan penting untuk balap adu lurus seperti ini. "Untuk ratio hanya gigi 1 dan 6 saja yang dimainkan, sedangkan yang lainnya masih standar," beber pria yang enggak pernah lepas dari topi ini.

Ratio gigi 1 dibuat lebih berat 2 mata. Dari standarnya 27 sekarang menjadi 25. "Hal itu untuk mengurangi efek selip saat start. Dengan begitu, catatan waktu akan lebih baik," beber Dhydi untuk gigi primernya.

Sedangkan gigi sekunder di gigi 6 dientengin 1 mata. "Dari 22 menjadi 21," tegasnya. Dengan komposisi seperti itu, baik di bawah maupun di atas laju motor mulus, tidak tertahan.

Sementara itu untuk karburatornya menggunakan PJ 34. "Ini pilihan terbaik setelah beberapa kali eksperimen," cuap mekanik selain terkenal ahli Ninja, juga banyak menggarap Satria F-150.

Tentu saja harus didapat juga perbandingan yang pas untuk spuyer. "Main-jet 145 dan pilot -jet 45," tutupnya.

Gas!

Rangka Knockdown

Rangka memang terkesan menyeramkan. Semuanya sudah dimodif dengan dilubangi secara merata. "Itu untuk membuat bobot motor menjadi lebih ringan, selain itu lubang-lubang tadi juga ikut mempermanis motor, lho," kata Dhydi berpromosi.

Tapi, rangka seperti ini hanya untuk kebutuhan drag dan pemotretan. Dengan kata lain, memang ada rangka lain yang dipersiapkan untuk bisa dipakai harian.

Selasa, 18 Oktober 2011

Yamaha F1ZR ’94 Jogjakarta BEST-TIME FANTASTIS 7,8 DETIK (201M)


Bicara kelas-kelas dalam dunia dragbike alias balap karapan dipastikan makin variatif. Utamanya yang mengaplikasi mesin 4 langkah sesuai perkembangan jaman. Namun, jangan salah persepsi juga. Kategori 2 Tak tetap menarik dicermati. Maklum, ini kelas lawas yang populer lebih awal.  Termasuk lebih efisien sehubungan setting mesin sehingga akrab di telinga tuner. Salah satunya Bebek 2 Tak Tune Up s/d 115 cc. Disini bertarung kudabesi macam Yamaha F1ZR, RG Sport dan lain-lain.
“F1ZR ini pernah menorehkan best-time fantastis hingga 7,8 detik untuk jarak 201 meter, “bangga Nto-Nto, juragan tim Cream Pie Racing Jogjakarta mengandalkan dragster senior VP Mboted. Mencermati waktu tersebut dipastikan sebanding dengan Sport 2 Tak Tune Up s/d 140 cc ataupun Sport 4 Tak Tune Up s/d 200 cc. Secara logika, postur tubuh Bebek 2 Tak yang lebih kecil dan ringan sanggup melesat lebih cepat selama petarung dapat start dengan baik.

“Exhaust atau lubang buang menjadi perhatian awal. Saat ini dengan tinggi 23,8 mm, lebar 40 mm. Bentuknya seperti trapesium, “beber mekanik Kusmiyanto, gaul disapa Ciplex yang juga menaikkan lubang transfer 1,5 mm. Mengacu teori, semakin tinggi exhaust akan semakin baik di top-speed namun semakin mengorbankan RPM bawah. “Jadi rumusan  tersebut tadi begitu mumpuni untuk jarak 201 meter, “timpal VP Mboted yang berasal dari Sleman, Jogjakarta dan sebelumnya populer di balap liar seputar DIY-Jateng.

Cerita berlanjut. Perubahan ruang bakar tersebut tadi membutuhkan suplai gas aktif yang memadai. Ini mutlak hukumnya. “Melalui berbagai riset, lebih efisien pada karbu TM 34 mm. Pernah menggunakan yang 36 namun melempem di putaran bawah, “ungkap Ciplex yang mengadopsi spuyer 300 untuk main-jet dan 80 bagi pilot-jet. Bagaimanapun juga, ketika jalur bahan bakar dan udara sudah didesain dengan output volume yang lebih padat, maka dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi.

Volume ruang bakar pada head-cylinder berada pada 12,8 cc, disamping itu blok silinder dipapas 0,9 mm dan cop sebesar 6 mm.  “Makin mantap, karbu tadi didukung pula membran V Force III dan pengapian all-in milik YZ 125. Akselerasi lebih responsif di berbagai tingkatan RPM mesin, “tambah Ciplex yang menggeser timing pengapian 18 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas). | | ogy

CUKUP ROMBAK RASIO I & II
Setelah melalui berbagai langkah ubahan tersebut diatas, selanjutnya ramuan perbandingan gigi rasio menjadi atensi. Ini perangkat penting penyalur tenaga sebelum menuju kinerja final-gear. Tentu saja, hal yang diharapkan menyangkut semburan power dapat berlaku optimal, sekaligus lebih gampang dijinakkan. So, dua konteks demikian memang tidak dapat dipisahkan. Power maksimal dibarengi handling yang lebih bersahabat.

“Setelah melalu berbagai ujicoba, cukup rasio I dan II yang diubah, “ujar Ciplex menerangkan secara garis besar, rasio I (14-28) dan II (17-27) dibuat lebih berat dari bawaan standar pabrik. Sampai disini jelas bertujuan untuk memudahkan joki saat momen start. Gejala liar tidak hadir.  Berdasar logika, lonjakan tenaga yang sangat drastis dijamin tidak sesuai dengan rasio asli. Urusan final-gear diplot pada 13-35 untuk lintasan sepanjang 201 meter. \

SPEK KOREKAN :
MEMBRAN : V Force III, RASIO : 14-28 (I) dan 17-27 (II), PENGAPIAN : Yamaha YZ 125, KNALPOT : Cream Pie Jogjakarta, FINAL GEAR : 13-35 (201 M)

suzuki satria FU 150 ’09 surakarta KUASAI LIARAN KATEGORI STANDAR


Bukan rahasia umum, populasi Satria FU 150 makin menjamur di berbagai daerah hingga berefek juga di dunia dragbike. Dalam berbagai gelaran kelas khusus (OMR) Satria FU 150 dipastikan ramai menyentuh angka lebih dari 50 starter. Belum lagi di balap liar.
Dipastikan lebih banyak lagi. “Saya sengaja membangun buat kelas standar liaran yang lagi diminati,“ tutur Edy Wijaya, akrab dipanggil Babahe, tuner asal Solo, Surakarta yang berbasecamp di Ruko Kwarasan A5 Solo Baru.

Sekilas info saja, wilayah drag liaran seputar Surakarta mulai area dekat Waduk Mulur (Sukoharjo) dan jalanan dekat Embarkasi Hadi (Boyolali). “Untuk kelas standar, biasanya setelah tarung, kita mengecek kompresi dengan membuka headcylinder, lalu camshaft, piston, rasio, magnet dan klep. Semua hal tersebut harus standar,“ tutur Babahe, mengibarkan bendera Babahe Speed Team (BST), juga sempat populer di dunia road race saat Jupiter Z perdana hadir.

Alhasil, berdasar aturan main yang disepakati, kebanyakan berupaya mengganti dan mengupgrade Karburator, porting, CDI dan pemilihan final-gear yang tepat. Yuk kita selami dapur pacunya ! Kan bisa juga buat patokan sederahana yang kepingin mendongkrak tenaga FU 150 kesayangan. Karburator pakai keihin PE 28 yang notabene bawaan NSR SP. Diameter venturi sedikit diperbesar hingga 29 mm.

“Bertujuan menambah lebih banyak arus bahan bakar dan udara yang masuk ke ruangbbakar,“ terang Babahe, sembari menyebut pilihan main jet pada 120 dan pilot jet 55. Sampai di sini, jelas bahwa pemilihan karburator tidak akan efektif jika terlalu besar. Maklum saja, jeroan silinder masih standar pabrik. “Pernah pakai yang 30 mm, tapi tenaga bawahnya malah ngempos. Padahal buat trek pendek 201 meter,“ timpal tuner yang mengandalkan joki belia Daniel, putra mantan road racer Benny Omphonk asal Solo.

Hal terpenting kedua yang mengalami ubahan ialah porting. Sekali lagi, memeluk misi untuk meningkatkan volume aliran gas aktif. “Inlet diplot dengan diameter 28 mm, sedang lubang buang yang aslinya berbentuk oval diubah menjadi setengah lingkaran hingga lebih lebar menjadi 30 mm,“ beber dia yang pernah tergabung di tim pabrikan Yamaha Yonk Jaya dan Yamaha Putra Gading. “Modifikasi area porting ini lebih terasa saat putaran menengah hingga atas,“ timpal dragster Daniel.

Selanjutnya, CDI dipilih Rextor tipe Adjustable yang lebih praktis alias tinggal pasang saja. Terakhir final-gear dipakai 12-42. “Walau rasio standar, start tetap dimulai dengan persneling satu. Intinya, harus cepat saat perpindahan gigi agar peak-performance dapat tercapai,“ tambah Babahe yang melepas perangkat double-starter untuk membantu memperingan putaran mesin hingga lebih responsif.:: ogy

JARUM SKEP LEBIH GEMUK !

Berbagai cara sederhana ditempuh untuk meningkatkan semburan tenaga FU 150 dengan aroma standar ini. Dalam konteks ini, tetap dalam batas regulasi yang telah disepakati. Salah satunya dengan upaya meriset daleman karburator yang dipinang.
Misal  sehubungan perfoma jarum skep hingga diputuskan untuk diganti. Bawaan asli ternyata kurang gahar. Diaplikasi jarum skep by TDR.

Apa nilai lebihnya ? Konstruksi lebih gemuk pada bagian tengah dan lebih lancip di ujungnya. “Selain lebih enak saat nyetting, pengaruh ubahan ini begitu kentara pada putaran atas. Tenaga lebih berisi,“ tutur Babahe yang masih menggunakan intake manifold asli FU 150  namun sedikit diperbesar hingga seputar diameter 28 mm. :: ogy

SPEK MODIF :
KARBURATOR : Keihin PE 28, MAIN JET : 120, PILOT JET : 55, CDI : Rextor (Adjustable), KNALPOT : Syaiful Jogja, FINAL GEAR : 12-42 (201 Meter).

Honda Tiger Solo SIAP NGASAPI ‘KOLOR IJO’ NGANJUK!


Kepiawaian road racer senior Bima Aditya dalam urusan setting mesin balap bukan isapan jempol belaka. Salah satu yang baru dikerjakan dan cukup fenomenal ialah Tiger milik Andi Gentong yang bermain di kategori bergengsi FFA 4 Tak s/d 250 cc.
“Saat main perdana di event Semarang beberapa waktu lalu mencatat best-time 8 detik. Masih tahap awal. Saat ini sedang riset ulang dan target saya bisa mencapai 7,8 detik dan siap mengalahkan KTM 250 milik pasukan Kolor Ijo Nganjuk yang selama ini mendominasi,“ tegas Bima Aditya yang mengibarkan bendera tim Abakura Solo dan mengandalkan joki papan atas asal Semarang, Eko Chodox.

Menyangkut setting, langkah awal lakukan pembesaran kapasitas mesin. Sesuai regulai memang diperbolehkan hingga limit 250 cc. “Stroke masih standar Tiger, hanya piston dibuat lebih besar dengan diameter 70 mm. Kapasitas cc mendekati angka 240 cc atau lebih detailnya 239,2,“ terang Bima Aditya yang menggunakan pen berukuran 15.

Mengimbangi ruang bakar yang sudah diperbesar tadi, maka karburator ikut diupgrade. Bertahan dengan bawaan asli dijamin kinerja mesin tidak akan optimal. “Saat ini diaplikasi Keihin PJ 34. Tapi ini masih sementara karena sedang diriset jenis FCR atau TMR 35 yang dibekali accelerator-pump,“ tukas Bima Aditya yang siap di kontak di HP : 081 2269 3255.

“Saya yakin dengan support karbu tersebut, volume bahan bakar dan udara yang siap dikompresikan menjadi lebih padat dan pada semua tingkatan RPM mesin output power lebih beringas,“ tambah Bima yang mematok perbandingan kompresi pada rumusan 13,5 : 1. Lebih lanjut, camshaft yang berfungsi vital mengatur lalu lintas gas aktif diplot dengan durasi 278 derajat.

“Masih mengandalkan noken as orsi. Kalau pakai camshaft Genio atau Estilo justru tidak akan lebih baik karena lebih gemuk kepunyaan Tiger,“ timpal Bima Aditya yang pede dengan CDI Rextor tipe Pro Drag dengan sistem arus searah (Direct Current) dimana titik tertinggi kurve pengapian pada 36,4 derajat di RPM 9000.

Sehubungan riset yang tersebut diatas (karburator dan camshaft), maka strategi ke depan akan fokus pada mengejar putaran menengah dan top-speed yang lebih baik. Pada sisi lain, porting juga akan dibenahi. “Untuk sekarang ini diameter porting disebelah bos klep 35 mm dan berbentuk oval,“ tambah Bima Aditya. Kita tunggu saja kejutan prestasinya. | ogy

SPEK KOREKAN :
KLEP : EE (34/29,5 mm), LIFT KLEP : 10 mm, RASIO : 27-12 (I), 27-17 (II), 31-25 (III), 25-24 (IV), 29-31 (V) dan 22-26 (VI), KARBURATOR : Keihin PJ 34, MAIN JET : 125, PILOT JET : 60, CDI : Rextor (Pro Drag), KNALPOT : Custom, FINAL GEAR : 12-39.

Yamaha MIO Solo TEMBUS 287 CC,BEST-TIME 7,4 DETIK (201 M)


Kejutan spesial dihadirkan tim Harmony Monster Skutik Solo yang dimotori Bambang Pamungkas selaku manajer tim dan baru berkiprah pada Juni 2010. Namun, seiring perkembangan signifikan dari riset yang dilakukan, maka hingga saat ini sudah terkumpul lebih dari 15 piala  dalam kategori Matik FFA (Free For All) s/d 400 cc.
Alhasil, menjadi ancaman serius pemain-pemain lawas yang berkiprah lebih dulu. Langkah bore-up dipastikan menjadi proritas utama pemain dragbike matik. Seperti juga pasukan ini. “Kapasitas mesin menjadi 287,2 cc setelah piston diganti menjadi diameter 66 mm dan strokenya 84 mm, “terang Ismail selaku mekanik yang pede dengan sasis Titan TDR, berbasecamp di Kleben 01/08 Gedongan, Colomadu, Karanganyar dan siap dikontak di HP : 08121515626.    

Bagaimanapun juga, upgrade silinder berlaku wajib ketika bermain di matik FFA s/d 400 cc. Tinggal selanjutnya langkah menyesuaikan arus bahan bakar. Utamanya camshaft yang menjadi part penting ketika berbicara kinerja mesin 4 tak. “Durasi berada pada 280 derajat dimana angkatan lift mampu bekerja hingga 9,6 mm, “ujar Ismail yang mengaplikasi pully milik Yamaha Fino dan roller seberat 12 gram.

Patut dicatat, sehubungan klep diadopsi milik Toyota Camry yang konstruksinya lebih kuat dan payung lebih lebar hingga valve-in mampu berada di 34 mm dan exnya 30 mm. “Karakter noken-as lebih fokus di RPM menengah hingga atas. Alhasil, harus lebih berani menggantung RPM mesin saat momen start, “tukas Stephanus Nawis, dragster asal Semarang yang dipercaya menunggangi dan memiliki best-time 7,4 detik untuk lintasan 201 meter.

Cerita selanjutnya, sehubungan pengapian lebih bertaji dengan sistem total-loss dibarengi dengan penggunaan magnet standar. “CDInya pakai kepunyaan FINO. Lebih bandel dibanding bawaan asli, “tambah Ismail yang menggunakan ban depan IRC 45/90-17 dan belakang Comet 60/80-17 dibarengi velg Machimiura masing-masing depan dan belakang selebar 120 dan 140. | ogy

KARBU OPTIMAL KEIHIN PWK 33

Efek dari pembesaran silinder atau ruang bakar seperti yang tersebut diatas, tentu saja berpengaruh pada perangkat karburator sebagai pensuplai bahan bakar dan udara. Bertahan dengan bawaan asli dipastikan tidak akan optimal. Logika sederhananya, tubuh yang besar membutuhkan makanan yang lebih banyak. Setelah melalui berbagai langkah test-case, maka perfoma karbu efektif di PWK 33 mm.

“Berdasar spek kompresi, camshaft dan pengapian, maka PWK 33 sudah mentok untuk menu lintasan 201 meter. Pernah ukurannya diperbesar, justru power di putaran bawah ngempos dan sebaliknya dengan ukuran yang lebih kecil, oke di RPM bawah namun melempem di top speed, “beber Ismail yang pede dengan perbandingan kompresi 13,2 : 1 dan magnet standar dengan sistem pengapian  total-loss dan CDI by Yamaha Fino (Thailand)
SPEK KOREKAN  KARBURATOR : Keihin PWK 33, MAIN JET : 135, PILOT JET : 48, PISTON : Hi-Speed (66 mm), KLEP : Toyota Camry (34/30 mm), RASIO : 17-39, V BELT : TDR, CDI : Fino, KOIL : 4 SS, KNALPOT : TDR.

Ninja 150R ’03 Batu BEST LOCAL MODIFICATOR

Seiring maraknya trend modif street racing yang harus diakui jika akarnya juga tumbuh dari kota Malang dan Batu, makin berkembang jug wajah-wajah anyar pelaku yang harus diakui punya talenta oke untuk siap meramaikan kancah modif anak negeri. Salah satunya dalah Iman Shofi’i, brusher dan modifikator Pe’e Modified Batu yang perdana pamer maskot Ninja street racing full kerennya.
“Nih mascot murni aku garap dewe baik modifnya maupun painting brushnya, buat uji nyali jajaki dunia otokontes,” ujar warga Bumi Aji Batu. Konsep street racing kental dirilisnya dengan pelucutan set side body, shroud dan kedok lampunya hingga batang framenya kentara jelas. Nggak heran jika akhirnya doi lapis krom total batang rangka, swing arm dan fork setnya biar kelihatan full resik kinclong.

Settingan kaki-kaki juga dibikin nge-drag look dengan kombinasi pelek almu spoke berkaret ban gundul ceking. ”Mesti pake cakram dobel biar tetep safety,” imbuh Pe’e yang juga melapis krom full set stoping systemnya. Mengimbangi kinclongnya, badan knalpot ikutan dipoles dan dilapis pernis tahan panas.

Aksi pamungkas dilakoni Pe’e dengan melabur ulang pewarnaan bodi set minimalisnya. Kali ini warna kombinasi biru gradasi kuning kompak dilaburnya dengan disentuhi aksen estetik bertatto grafis yang makin atraktif dengan imbuhan sedikit sentuhan realis berwujud gambar-gambar tengkorak 3D.

”Bangga abis dinobatkan jadi Best Lokal Modificator Batu di ajang otokontes perdanaku beberapa waktu lalu,” senyumnya puas. | tito/adt

SPEK MODIF
KALIPER : Kitaco, MONOSOK : YSS, CAKRAM BLK : Nissin, VELG : DBS, BAN : Swallow Drag Blaster, KARBU : Keihin PW 26, PENGAPIAN : BRT, KNALPOT : Bungbon, FOOT REST : Nui Racing, STABILIZER : Tachobell, KROM : Abadi Klayatan 2 Malang, TOTAL : Rp.5 jt, MODIFIKATOR & BRUSHER : Pe’e Modified, Jl.Jeruk 73 Bumiaji-Batu, by Dewe (081805559579)

Kawasaki Ninja 150 ’ Surabaya KANCIL TEBAR PESONA

Gaya trondol memang sudah menjadi komitmen Dedy UK yang biasa disapa Maho. Maklum, warga Perum UK, Sememi, Surabaya tiap hari juga tongkrongannya bareng Bambang Kancil tuner balap serba bisa di Balongsari Tama, Manukan, Surabaya. Tak salah kalau tema drag style diaplikasi. Step awal, jumlah bodi diminimalis. Buritan tengah dilepas, berikut dengan air scoop depan.
Untuk pewarnaan bodi, Maho mendaulat Mufit begawan Bha-Gonk Air Brush di dusun Gemurung, Gedangan, Sidoarjo. Biar klimis, bahan cat dipilih dari Blinken kelir oranye komplit dengan pernisnya. Sentuhan grafis minimalis disemburkan pada spatbor depan, tangki dan buritan.

Sesuai dengan tema trondol, tongkrongan rangka wajib tampil resik. Warna kontras abu-abu tua silverstone dipilihnya, hingga detail calter mesin kanan kiri. Sedang silinder cop, spiral monosok, kaliper depan belakang dan lis radiator dikelir merah dan blok silinder paling pas warna hitam. Kabel kelistrikan turut dirapikan, berikut penggantian kabel tabung reservoir minyak rem serta meringkas tabung reservoir oli samping.

Biar aman meluncur di metropolis, point safety riding menjadi perhatian Maho. Macam cover head lamp yang diaplikasi dari cover head aseso adventure. Biar tampil lain, visor atasnya dipangkas. Serta penambahan stang kemudi KTC yang disandingkan tuas rem-kopling produk MotoGP.

Bagian kaki-kaki turut dijarah, Maho merubahnya dengan profil krom kreasi AB Krom, Bangil diteruskan penggantian tapak kaki, dengan kawalan pelek TDR 185-17 dan 215-17 dan dililit Comet 60/90-17 dan 185-17.

Makin pangkat, cakram depan digantinya Thailand didekap caliper Bremboo dan belakang dihuni cakram Satria dan kaliper Brembo. Masing-masing disuport pemakaian tromol Trusty. |  pid

SPEK MODIF
Pelek : TDR 185-17 & 215-17 | Ban : Comet 60/90-17 & 185-17 | Krom : AB Krom, Jl. Ikan Lumba-Lumba, Bangil | Tromol : Trusty | Cakram depan : Thailand | Caliper      : Bremboo | Cakram belakang : Satria-F | Caliper : Bremboo | Stang kemudi : KTC | Tuas rem-kopling : Moto Gp | Knalpot : PDK | Master rem depan : KTC | ody paint : Bha-Gonk Air Brush, Dusun Gemurung, Gedangan, Sidoarjo

Sukun Dragbike Open Championship ’11 Kebumen AWAS TITIK JENUH HADIR!


Dua tahun belakangan, khususnya 2011 ini menjadi masa keemasan dragbike tanah air jika merujuk pada intenitas event yang sangat tinggi. Tidak hanya terfokus pada wilayah Jatim yang notabene sejak dulu memang identik dengan balap karapan, juga lingkup Jateng-Jogja masing-masing memiliki rata-rata antara 20-30 hajatan. Bahkan DKI Jakarta dan Jabar ikutan bergelora menyajikan. Bukan rahasia umum, fakta membuktikan jika banyak promotor yang selama ini cenderung memilih road race, berpindah haluan ke dragbike yang diklaim lebih menjanjikan.
So, hampir setiap minggu berlangsung kompetisi, bahkan kerap pula berbarengan dua hingga tiga pelaksanaan di Pulau Jawa. Sebagai ilustrasi dalam tiga Minggu yang telah berjalan dan satu Minggu kedepan, mulai dragbike Bekasi, kemudian bersamaan Semarang-Jogja, lalu Kebumen ini dan kedepan bertabrakan lagi Jogja dan Banyuwangi. Lebih lanjut dipahami, kondisi demikian yang bisa menjadi bumerang. Pelaku dalam hal ini tim merasa jenuh dan selanjutnya pilih-pilih.

“Dragbike memang perlu dikelola dengan pembenahan sistem. Kedepan harus dievaluasi dan diseleksi hingga kualitas penyelenggaraan lebih baik. Untuk 2012 mutlak dikaji ulang dalam berbagai unsur macam safety dan regulasi yang memberikan stimulus kepada pemula, “tegas Bambang Sudiro, Kabid Olahraga Pengprov IMI Jateng saat pagelaran Sukun Dragbike Open Championship 2011 yang berlangsung di lintasan Si Jago, Kebumen, Ahad lalu (17/4) dan diramaikan 200 starter.

Angka peserta tersebut tadi bisa diasumsi menjadi indikasi konteks jenuh. Ingat masih tanda-tanda. Belum kronis. Maklum saja, tidak ada daerah yang bersamaan menggelar dragbike. Kelas-kelas yang selama ini ramai macam OMR Satria FU150 atau Bebek 4 Tak s/d 200 cc cukup diikuti 10 petarung, ataupun Mio 200 cc dan Sport 4 Tak Tune-Up yang dihapus. Dikaji lebih dalam, faktor biaya balap dan prestasi yang diraih memiliki hubungan signifikan.

“Rata-rata setiap motor dalam sekali balap perlu biaya pembelian fast-moving antara 300-400 ribu, belum termasuk pendaftaran dan riset sebelumnya, “terang M Yusron, pemilik tim Alifka Motor Mbanter yang membawa 7 pacuan. Bisa dibayangkan bagi tim yang berulang-ulang fight namun tidak beroleh podium juara. Mereka akan berpikir ekstra keras. Alhasil, lebih strategis membuat skala prioritas terhadap banyaknya agenda.

“Pada sisi lain, secara manusiawi juga muncul kejenuhan jika bertarung setiap Minggu. Alhasil, muncul kebijaksanaan untuk memilih event tertentu. Variabel jarak tempuh dan  hadiah biasanya menjadi patokan, “analisa Bambang Gadhu dari Gadhuro Sport Club sebagai penyelenggara yang akan menghadirkan juga event ini di Jatim dan Jabar. Tunggu saja tanggal mainnya !

“Jika balapan tiap Minggu kecenderungan mekanik tidak akan riset lagi. Ini yang membuat power motor tidak berkembang, juga keawetan mesin, “timpal Antonius Petruk, dragbiker senior yang sukses meraih empat podium terbaik. Tidak kalah penting dicermati karena memiliki korelasi dengan titik jenuh diatas ialah membuat aturan main yang merangsang. Sangat diperlukan untuk mempertahankan ataupun menumbuhkan yang talenta anyar.

Misal strategi yang dilakukan Pengprov IMI Jatim dengan membatasi jumlah kelas yang diikuti alias tidak bebas. “Ini memang penting. Bayangkan jika para joki senior bertarung lebih dari 10 kelas. Kan kasihan yang pemula. Jika dibatasi, secara lengsung memberi kesempatan yang lain naik podium, “terang Drs. Lilik Kusnandar sebagai Pimpinan Lomba. Atau tetap konsisten mengadakan kelas-kelas lokal berdasar potensi masing-masing daerah. | ogy

Kawasaki Ninja 150’ 02 Jogja 7,5 DETIK EFEK SPESIAL PENGAPIAN YZ125


Ketika pertama kali Kawasaki Ninja 150 yang dibekali spesifikasi mesin   59 mm x 54 mm (diameter x stroke) menjadi pilihan tim dragbike (sekitar tahun 2004-2005) untuk senjata di kelas Sport 2 Tak Tune Up s/d 155 cc tergolong bermasalah dengan perangkat pengapian yang diklaim tidak bekerja maksimal. Demikian berlangsung dalam beberapa tahun.
Berbagai solusi dengan aplikasi bawaan asli alias standar, kemudian kepunyaan Ninja RR, lalu milik Kawasaki KX85 ataupun Yamaha YZ 125 belum juga menemukan  settingan yang tepat.

Alhasil, masih sulit mengalahkan perfoma NSR SP di era tersebut. Namun seiring berjalan waktu riset, maka  ditemukan formula penggunaan perangkat all-in atau lengkap milik YZ 125 dengan sistem arus bolak-balik (Alternating Current).

Dicomot mulai magnet, CDI, koil, sepul dan lain-lain. “Kebanyakan problemnya dulu, output tenaga di top-speed kurang gahar. Hanya cepat-cepat di RPM bawah saja,“ opini Yudha RDV dari tim RDV Dha’s Klaten saat dihubungi otre.

Fakta berbicara, saat ini (3-4 tahun belakangan) sebagian besar tim yang andil di kategori ini memakai perkakas pengapian full-set YZ 125 yang mana harganya di pasaran seputar Rp. 4,5 juta.

Seperti juga yang dialami tim Cahaya Motor Racing yang dipersenjatai tuner Purwono, akrab disapa Mono CMR dan joki Bowo Cheetah serta Ary Madun. “Soal pemasangan tidak ada kendala berarti. Tinggal dibuatkan adaptor untuk posisi sepul,“ tegas Mono CMR yang menggeser timing 13 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas), juga membuka bengkel di kawasan Janti, Jogjakarta, tepatnya dibawah flyover.

Menyangkut efek penggunaan YZ125 sendiri,  tidak hanya spesial di output power bawah, juga RPM atas. “Enteng menggapai peak-performance,“ tutur Bowo Cheetah yang punya best-time 7,5 detik untuk lintasan 201 meter.

Konstruksi magnet yang jauh lebih ringan dari bawaan orsi dan support part pendukung lainnya menjadi nilai lebih. Berlaku merata diberbagai tingkatan RPM mesin. Sisi lain, untuk mengupgrade tenaga atas, maka salah satunya, exhaust mutlak dipermak.

Mulai tinggi exhaust yang di patok dengan tinggi 30 mm, sedang transfer dinaikkan 1mm. “Bentuknya bulat telur, “ujar Mono CMR yang meramu ulang perbandingan rasio I dan VI dan mematok perbandingan 1 : 30 antara bahan bakar bensol dan oli Shell racing. | ogy


RISET KARBU MENTOK DI PWK 38Perangkat karburator berhubungan signifikan dengan suplai bahan bakar dan udara menuju ruang bakar. Dalam konteks sport tune-up, maka bersifat mutlak untuk tidak mempertahankan karbu asli yang hanya berdiameter venturi 28 mm (Mikuni).

“So, perlu yang lebih besar agar volumenya lebih padat. Terlebih setelah exhaust dan transfer diperbesar,“ beber Arvian Bela sebagai manajer tim CMR Jogjakarta. “Setelah melalui berbagai riset, maka kita mentok di Keihin PWK 38 mm,“ tukas Mono yang juga memback-up pacuan sport 2 Tak Tune 150 cc rangka standar.

“Pernah pakai yang lebih gede, namun berpengaruh signifikan pada power bawah. Menjadi lebih lambat,” timpal Mono yang selalu low-profile. Berdasar fakta tersebut, terbukti beberapa tim yang fight di kelas 150 cc tune-up identik dengan diameter 38 mm.

Paling  tidak contoh dibawah ini menjadi acuan. Seperti pasukan Alifka Motor banter yang dikomandoi tuner M Yusron dengan mengadopsi PWM 38, juga RDV Klaten yang diback up kiliker Yudha Prasetya.

Termasuk alternatif spuyer yang hampir sama alias beda-beda tipis, main-jet dalam kisaran 155-162 dan pilot-jet di 50-52. Anyway, kondisi ini disesuaikan dengan kemauan joki. | ogy

SPEK KOREKAN 
KARBURATOR : Keihin PWK 38, MAIN JET : 155, PILOT JET : 52, RASIO : 28-11 (I) dan 33-28 (VI), PENGAPIAN : YZ 125, KNALPOT : DBS Thailand, FINAL GEAR : 13-39 (201 M).

Kawasaki Ninja 150R, Jakarta


KAWASAKI NINJA 150R, JAGOAN 800 METER

Kawasaki Ninja 150R 2006 milik Irwansyah warga Asramah Zipur 7, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan ini sangat terkenal di arena trek lurus balap malam. Pasalnya, kuda besi yang biasa dijokiin Arzuni Fahmi ini sering mematahkan lawan-lawannya sesama Ninja 150 di trek 800 meter.

“Sudah beberapa kali motor ini diadu dengan besutan bengkel lain tapi belum pernah ada yang kalahin," bangga pemilik motor yang gemar naik sepeda fixie ini.

Membuat Ninja Irwan kenceng oleh Nopan Samuel, temannya sendiri. “Enggak perlu mengandalkan spare-parts racing. Cuma butuh ketelitian memapas silinder head, korek lubang buang dan transfer," bilang mekanik yang buka workshop Zippz Crez One (ZCO) di Jl. Raya Kukusan No. 8, Beji Depok, Jawa Barat.

Masih kata mekanik tubuh mungil ini, piston tetap asli. Tapi, supaya kompresi lebih padat, piston jadi B-75 yang sebelumnya A. Head dipapas 0,3 mm dengan dipadukan squish 14 derajat.
Terus, korek blok bawah juga  mesti pakai otak. “Awalnya lubang buang dikorek ke atas jadi 25 mm dan bilas jadi 27 mm,” kata Nopan.

Sedangkan bagian lain yang mesti dituning lagi adalah lubang transfer. Bagian ini cuma dihaluskan untuk mengangkat permukaan yang seperti kulit jeruk. Selanjutnya, rumah reed valve ikut dihaluskan. Karena bagian ini yang pertama dilalui bensin ke ruang bakar.(motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Comet 60/80-17
Ban belakang : IRC 60/80/17
Pelek depan : 140 x 17 
Pelek belakang : 160 x 17 
Knalpot : RMC
Karbu : Keihin PE 28
Pilot/main-jet : 55/155

Vsc Dragbike & DragRace’11 Jogja SAATNYA PISAHKAN LEVEL DRAGSTER

Dua hajatan dragbike yang sudah berlalu di wilayah Jateng-DIY (Kebumen & Jogjakarta) terbukti cukup diminati sekitar 160-180 petarung saja. Sesuatu yang aneh, karena selama ini identik di atas 300 starter, bahkan beberapa kali menembus 500 dragster.
“Tingginya intensitas penyelenggaraan seharusnya diikuti dengan regulasi terobosan yang berupaya merangsang pelaku anyar,“ terang Drs. Najib M Saleh dari Venture Sport Club sebagai penyelenggara gelaran bertajuk VSC Dragbike & Dragrace 2011 yang dipentaskan di lintasan Maguwoharjo, Sleman, Jogjakarta (23-24 April).

Gagasan baru yang bersifat mengakomodir pemula harus setia direalisasi. Jangan sampai setengah-setengah alias timbul-tenggelam. “Pemula kunci keberlangsungan dragbike dibanding yang muka-muka lama,“ tutur Eko Chodox dari pasukan Alifka Motor Mbanter.

Misal Pengprov IMI Jatim tegas membatasi jumlah kelas yang diikuti seorang peserta untuk memberikan kesempatan pada yang lain. Sayang, masih berlaku di Jatim saja. Sedangkan di wilayah DIY, beberapa promotor merefresh dengan menghadirkan kategori Bebek 4 Tak Standar s/d 150 cc (amatir).

Jadi memang diperuntukkan untuk mereka yang belum pernah juara. Alhasil, bagi yang pernah juara di kelas ini, tidak diperbolehkan lagi bermain pada kompetisi berikutnya. Saat VSC Dragbike ambil bagian lebih dari 30 starter.

Di area Jatim, nuansa yang sama justru lebih variatif dengan pengadaan kelas-kelas 4 tak 110 cc, 125 cc dan bebek 2 tak 115 cc. Sayang di Jateng, DKI Jakarta-Jabar belum tersosialisaikan. So, masih belum ada keseragaman.

Seharusnya dicontoh. Sampai disini, persaingan antar mereka yang belum pernah jawara tadi, jelas sangat bermanfaat dan harus selalu disajikan. Tentu saja selain kelas-kelas beraroma standar lainnya, macam Sport 2 Tak s/d 155 cc (rangka standar), OMR Satria FU atau Bebek 2 Tak s/d 116 cc.

“Tiga kelas tersebut inipun bisa saja menjadi bumerang hingga semakin sepi jika tidak disikapi lebih lanjut,“ analisa Sonny Waspodo sebagai pimpinan lomba, juga penasehat Pengprov IMI DIY. Pembalap anyaran akan malas bertanding jika yang menang itu-itu saja yang notabene dragbiker senior macam Eko Chodox, Antonius Petruk, Bowo Cheetah, Taufik Omphonk, Dadang Handaru, Danang Che-DuckZ, Deny Wel-Wel dan lainnya.

Bukan rahasia umum pula, sudah saatnya PP IMI mengeluarkan pemisahan level antara seeded dan pemula.

KHUSUS KOMPETISI LOKAL DIY (DRAGRACE)          
Pada bagian lain dilakukan supporting-race yaitu drag mobil pada Sabtu (23/4) yang diramaikan 50 peserta lokal Jogjakarta. Lima kelas dipertandingkan dan menarik dicermati sehubungan mulai tumbuhnya kembali animo dragrace di wilayah kota gudeg ini.

“Memang event ini hampir seratus persen petarung Jogja. Jadi pertarungan local-hero juga, “ujar Yudha RDV yang sukses menjuarai kelas 2.5 (Sedan 4 cylinder s/d 2500 cc) dan ke IV di 2.1 (Sedan s/d 1700 cc) karena mengalamai problem pada kinerja kampas kopling.

Anyway, selama ini terbukti kurang bergairah sebagai efek belum tersedianya sirkuit yang representatif. “Sirkuit Maguwo, Sleman ini saja masih kurang baik karena fasilitas mobil untuk kembali ke paddock ataupun start kembali harus melalui jalur utama, “tegas Drs. Najib M Saleh, menegaskan bahwa banyak pembalap asal Semarang dan Surabaya yang memilih absen disini untuk persiapan Kejurnas Dragrace, Juanda, Surabaya dalam beberapa hari ke depan (31/4). | ogy

RXZ’ 98 RASIO OVERPOWER SABET 7,5 DETIK


Perfoma Yamaha RXZ tim Pamungkas Speed asal Sleman, Jogjakarta ini boleh diplot terkencang saat ini. Tentu saja, mengacu pada prestasi yang diukir sang joki, Muslih Wuri dalam kelas Sport 2 Tak Tune Up s/d 140 cc ataupun saat ikutan bermain di Sport 2 Tak Tune Up s/d 155 cc. Terbukti catatan waktu yang ditorehkan bermain di angka spesial 7,5 hingga 7,6 detik dalam menu lintasan 201 meter.
Diinvestigasi lebih lanjut sebagai salah satu rahasia settingan, maka hitungan perbandingan rasio tergolong nyeleneh dibanding yang lain. Utamanya rasio I dan II yang mengaplikasi angka 30-16 (1,87) dan 31-22 (1,40).

“Jadi ini buatan lokal, bukan rasio Malaysia atapun milik YZ 250 lawas yang banyak dipakai tim-tim yang bermain dengan RXZ. Intinya dibuat lebih berat lagi karena kelebihan power,“ terang Pamungkas, akrab disapa Ndawir yang bermarkas di Jl. Kaliurang Km. 13 Jogjakarta.

Angka rasio menentukan handling dragster. Jika memang menyulitkan harus diramu ulang. Perlu dipahami, rasio tersebut merupakan gawean Win’s Racing yang berbasecamp di Jl. Raya Jogja-Magelang, Pabelan. Sebagai komparasi saja, rasio Malaysia untuk I ialah 31-14 (2,21) dan II nya 31-21 (1,47). Silahkan cermati angka yang ada dalam kurung. Semakin kecil, maka karakter powernya semakin berat dan sebaliknya jika makin besar dipastikan lebih responsif.

Seterusnya untuk rasio III (25-20), IV (24-22) dan V (23-23) sama saja dengan rasio Malaysia. Hanya rasio VI yang berbeda dimana diadopsi 22-24 (0,91), sedang produk Malaysia 27-25 (1,08). Lagi-lagi, memiliki ciri perbandingan yang lebih berat. Cerita masalah rasio, tentu saja merupakan langkah akhir dari urusan korek mesin.  Terutama setelah mengupgrade ruang bakar, termasuk kompresi.

Dalam konteks ini, perlu juga dipahami rahasia dapur pacu dua topik tersebut. Mulai dengan exhaust yang tingginya dibuat 25,5 mm dari bawaan asli yang 29 mm. “Bentuknya mirip kepunyaan YZ 85 seperti kipas. Untuk transfer 41,5 mm,“ ujar Ndawir yang menggunakan pula kopling house YZ 85 dengan dukungan 5 per dibanding
RXZ yang 4 buah.

“Efek lubang buang ini, topspeed selalu isi. Ini yang menjadi nilai lebih RXZ saya,“ timpal Muslih Wuri bisa dikontak di HP 08159419989 dan 081392987988. Pengapian all-in menggunakan Yamaha YZ 125 lansiran 2002. “Agar lebih baik dalam akselerasi, maka timing digeser 18 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas). Titik ledak lebih maju,“ tambah Ndawir yang pede dengan perbandingan kompresi 9 : 1 dimana volume ruang bakarnya 10,9 cc. | ogy

SPEK KOREKAN :
KARBURATOR : Keihin PWM 38 MAIN JET : 150 PILOT JET : 55 PISTON : Oversize 100 PENGAPIAN : YZ 125 (2002) KOPLING HOUSE : YZ 85 KNALPOT : AHM FINAL GEAR : 13-40 (201 M)

Kawasaki Ninja RR '10 Sukoharjo KOMPAK DUET BER-FAIRING


Seakan tak mau mengekor ke yang lain yang cenderung adopsi gaya GP style pada kuda besi ber-fairing, Brian Wijaya dan Wahyu Aji sepakat dan kompak untuk garap Kawasaki Ninja RR miliknya berkonsep Rookie Modify alias pemula.
Sama-sama jadi warga Sukoharjo, doi pun lantas bermain simple modify pada kuda besi yang juga sama-sama langsiran tahun 2010 ini. "Kalo aku demen warna orange, tapi kalo Brian melabur motornya dengan warna merah," ujar Wahyu. | dnr

NINJA MERAH (BRIAN)
Sebagai awalan Brian Wijaya justru melabur sekujur body cover dengan merah Spies Hecker. Selanjutnya XS Cutting Art menjadi lokasi berikutnya untuk didaulat mempercantik sektor ini dengan cutting sticker hitam dan silver dengan efek trimmer bulat-bulat.

Bangunan kaki-kaki tak terlalu ribet doi kerjakan, cukup dengan sepasang pelek Rossi 17" kelir emas yang diliit oleh Duro 60/80-17 di depan dan 70/80-17 di belakang sektor pengaspal sudah cukup gaul.

Tak cukup puas dengan pelek saja, pada kaki depan juga dipermak dengan cakram Ride It. "Ini sebagai pengganti cakram orsi biar lebih beda aja," bilang pemakai sepasang tromol Trusty ini. Sebelum mengakhiri aksi modifnya, doi lengkapi pernik aseso dengan knalpot SMR, handpad Ride It, dan footstep Osram. | dnr

SPEK MODIF MERAH:
TROMOL DPN/BLK: Trusty, CAKRAM DPN Ride It, PELEK DPN/BLK: Rossi 17", BAN DPN/BLK: Duro 60/80-17 / 70/80-17, KNALPOT: SMR, CAT/CLEAR: Spies Hecker, CUTTING STICKER: XS Cutting Art, Karangpandan, Karanganyar, (0852 2908 2779)
.:.

NINJA ORANGE (WAHYU)
Seakan tak mau kalah dengan rekan modifnya, Wahyu Aji lengkapi dulu aseso modifnya yang diawali dengan handle rem dan kopling Ride It. Masih dalam satu paket modif di stang Kitaco ini untuk handspad doi juga pake Ride It.

"Sengaja warnanya aku pilih emas agar mendekati dengan warna body cover yang dilabur orange Sikkens," tutur pemakai clear Lesonal ini. Pengaspal doi pinang Comet 70/80-17 di belakang dan 60/80-17 di depan yang keduanya dicaplok oleh sepasang pelek Rossi 17".

Cakram depan kembali kompak dengan rekannya yakni aplikasi Ride It, demikian juga pada sepasang tromol yang adopsi Trusty. Silencer knalpot SMR bermotif karbon semakin mempergahar bagian buritan.

Garapan terakhir doi tinggal pasrahkan pada XS Cutting Art guna di grafity dengan sticker warna hitam, merah, dan silver. "Kalo untuk sticker aku sengaja nggak pake efek trimmer," tutup siswa SMK Warga Surakarta ini. dnr

SPEK MODIF ORANGE:
CAKRAM DPN/BLK: Ride It, TROMOL DPN/BLK: Trusty, PELEK DPN/BLK: Rossi 17", BAN DPN/BLK: Comet 60/80-17 / 70/80-17, KNALPOT: SMR, STANG: Kitaco, CAT: Sikkens, CLEAR: Lesonal, CUTTING STICKER: XS Cutting Art, Karangpandan, Karanganyar, (0852 2908 2779)

Kawasaki Ninja ’08 Banyuwangi Super Kips Membuka Penuh 7,2 Detik


Next Rascals Generation, itu nama baru penerus tim Green Boys, Banyuwangi yang dikomando oleh Alex PLN. Dia ini penguasa zona wilayah timur Jatim, untuk urusan arena karapan liar sekaligus drag resmi. Di tahun 2010, Alex mulai bangun lagi dari tidur panjangnya di arena karapan. Gacoan terbarunya dipilih dari Ninja lansiran 08.
Tipikal mesinnya kali ini pun tak main-main, full kompetisi dan ekstrem. Coba saja, blok silinder diaplikasi milik KRR-150 yang dilengkapi dengan tekhnologi Super Kips. 
Sedianya extra port dan katup buang yang ada di super Kips juga dimanfaatkan sebagai pengatur terbuangnya gas sisa pembakaran, oleh Alex dijadikan kiblat konsep korekan.
 

Sebab, katup Super Kips dibuka penuh dan dibuat paten. Tuas serta cam sentrifugal dalam gigi primer dilepas.
 

Kondisi mesin demikian ini, siklus gas buang lebih cepat terbuang. Dari sini Alex memainkan peranan part racing dan meramu korekan. Dengan demikian debit gas segar dan rpm mesti ditingkatkan.
 

Suplai gas segarnya dipercayakan Mikuni TM 34 mm. So, plendes dudukan joint karbu dan rumah membran mesti dibuat ulang dari diral. “Dimanfaatkan sebagai pengatur sudut venturi karbu agar lebih menukik,” terang Alex yang mengklaim Ninja korekannya mampu menembus 7,2 detik di 201 meter.
 

Di sektor reed valve atau membrannya, Alex mempercayakan produk V-Force III aktif. Dan diteruskan polesan intake manifold, sesuai dengan kontur orsinya. Porting dalam blok silinder juga turut dibenahi, untuk memaksimalkan suplai gas segar.
 
Lubang bilas didesain mengerucut, besar dibawah dan diatas standar. Lewat remeran lubang bilas bagian bawah keliling 3,5 mm, makin ke dalam lebih tipis yang digerus bor tune.
 

Sementara tinggi lubang transfer dinaikkan 2,5 mm, untuk memperlama bukaan lubang transfer tertutup piston, saat mensuplai gas segar ke silinder. Kala dikompresikan pada silinder cop yang memiliki perbandingan kompresi 13,5 : 1.
 

Konsekuensi angka perbandingan kompresi ini diperhitungkan sesuai dengan tipikal lubang buang yang makin besar.
 



“Itu saja mesti diimbangi pengapian spesial engine YZ-125 versi 07, ” yakin Alex. Jadi power produktif yang dicapai dengan kondisi korekan saat ini, dapatnya cuman diatas. Sehingga jilatan api busi, klop nya disulut dengan program CDI assy YZ-125.
 

Untuk mempertahankan torsi mesin di rpm tinggi juga penting, kalau meninjau kontur lubang buang dan extra port yang tak kini dibendung katup Super Kips. Pasal itu, fly wheel gigi primer Alex mematok dengan bobot 600 gram.
 

Diteruskan pemakaian knalpot Scorpion bertipikal mampat dilevel top speed. “Ciri khas bisa dilihat pada sudut tajam leher knalpot sebelum ke diffuser,” tunjuknya.

Nah dari tipikal mesin yang optimal di gasingan tinggi ini, gigi rasio 3 diriset ulang. Dari standarnya 26-20, dijadikan 26-19. “Agar power dan speed yang keluar dari gigi 2, saat dioper ke 3 nggak ngedrop duluan. Jadi sifatnya langung mengkail power dan rpm naik lembut, ” terangnya berapi-api.


SPESIFIKASI
 
Pengapian: Special engine YZ-125; Karbu : Mikuni TM 34 mm; Knalpot : Model Scorpion Handmade;  Membran : V-Force III; Fly wheel: 600 gram; Gigi rasio : 3(26-19); Blok silinder: Kawasaki KRR-150 with super kips