Rabu, 16 November 2011

Modif Kawasaki Ninja R, 150 2010 (Jakarta)


Kawasaki Ninja R 150, Spongebob Terkencang

Tampilan menutupi kemampuan. Mungkin itu kalimat  paling pas untuk menggambarkan Kawasaki Ninja 150 ini. Meskipun airbrush di bodinya bermotifkan Spongebob layaknya kartun anak-anak, tapi jika sudah siap buat diajak liaran berubah menjadi garang. Untuk trek 500 meter sangat ditakuti.  

Motor ini biasa main di Taman Royal, Tangerang. Tapi pengerjaanya dilakukan di bengkel D2M, Kapin, Kalimalang, Jakarta Timur.  "Sengaja pilih bengkel yang sudah biasa pegang Ninja," kata Aga, si empunya motor.

Dhidy Nurhadi si mekanik langsung oprek sektor mesin. "Dari awal memang setingnya buat 500 meter, karena itu hanya beberapa bagian saja yang perlu dimodif. Tujuannya tetap mengejar top-speed," kata Dhidy.

Misalnya saja kruk as diganti dengan punya RR asal Thailand. "Biasa disebut punya ZX Thailand, keunggulannya karena material lebih berat sehingga torsi lebih mantap," lanjut mekanik asli Betawi ini.

Kruk as ini juga membuat kompresi lebih padat. "Karena gak ada lubang atau coakan seperti standarnya Ninja R," lanjut Dhidy lagi. Pria ramah ini juga kasih info kalau kruk as ini gampang kok mendapatkannya di pasaran. Harganya sekitar Rp 1,4 juta sudah berserta setang.

Pengerjaan berikutnya mengangkat atau mengorek lubang buang. "Lubang buang sekarang setelah dikorek menjadi 29,5mm diukur dari bibir blok atas," lanjut mekanik yang buka bengkel di Jl. Raya Kapin, No.1, Kalimalang, Jakarta Timur ini.

Untuk lubang isap atau bilasanya sendiri masih dalam kondisi standar. Untuk standarnya, jika diukur dengan cara yang sama maka didapat angka 33mm. Semua itu dilakukan oleh Dhidy sendiri.

Hitungan itu didapat berdasarkan pengalaman jika ingin mendapatkan top-speed. Untuk jarak 500 meter tadi, dipastikan masuk sampai gigi 6.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah komposisi ratio. Ini pegang peranan penting untuk balap adu lurus seperti ini. "Untuk ratio hanya gigi 1 dan 6 saja yang dimainkan, sedangkan yang lainnya masih standar," beber pria yang enggak pernah lepas dari topi ini.

Ratio gigi 1 dibuat lebih berat 2 mata. Dari standarnya 27 sekarang menjadi 25. "Hal itu untuk mengurangi efek selip saat start. Dengan begitu, catatan waktu akan lebih baik," beber Dhydi untuk gigi primernya.

Sedangkan gigi sekunder di gigi 6 dientengin 1 mata. "Dari 22 menjadi 21," tegasnya. Dengan komposisi seperti itu, baik di bawah maupun di atas laju motor mulus, tidak tertahan.

Sementara itu untuk karburatornya menggunakan PJ 34. "Ini pilihan terbaik setelah beberapa kali eksperimen," cuap mekanik selain terkenal ahli Ninja, juga banyak menggarap Satria F-150.

Tentu saja harus didapat juga perbandingan yang pas untuk spuyer. "Main-jet 145 dan pilot -jet 45," tutupnya.

Gas!

Rangka Knockdown

Rangka memang terkesan menyeramkan. Semuanya sudah dimodif dengan dilubangi secara merata. "Itu untuk membuat bobot motor menjadi lebih ringan, selain itu lubang-lubang tadi juga ikut mempermanis motor, lho," kata Dhydi berpromosi.

Tapi, rangka seperti ini hanya untuk kebutuhan drag dan pemotretan. Dengan kata lain, memang ada rangka lain yang dipersiapkan untuk bisa dipakai harian.

Selasa, 18 Oktober 2011

Yamaha F1ZR ’94 Jogjakarta BEST-TIME FANTASTIS 7,8 DETIK (201M)


Bicara kelas-kelas dalam dunia dragbike alias balap karapan dipastikan makin variatif. Utamanya yang mengaplikasi mesin 4 langkah sesuai perkembangan jaman. Namun, jangan salah persepsi juga. Kategori 2 Tak tetap menarik dicermati. Maklum, ini kelas lawas yang populer lebih awal.  Termasuk lebih efisien sehubungan setting mesin sehingga akrab di telinga tuner. Salah satunya Bebek 2 Tak Tune Up s/d 115 cc. Disini bertarung kudabesi macam Yamaha F1ZR, RG Sport dan lain-lain.
“F1ZR ini pernah menorehkan best-time fantastis hingga 7,8 detik untuk jarak 201 meter, “bangga Nto-Nto, juragan tim Cream Pie Racing Jogjakarta mengandalkan dragster senior VP Mboted. Mencermati waktu tersebut dipastikan sebanding dengan Sport 2 Tak Tune Up s/d 140 cc ataupun Sport 4 Tak Tune Up s/d 200 cc. Secara logika, postur tubuh Bebek 2 Tak yang lebih kecil dan ringan sanggup melesat lebih cepat selama petarung dapat start dengan baik.

“Exhaust atau lubang buang menjadi perhatian awal. Saat ini dengan tinggi 23,8 mm, lebar 40 mm. Bentuknya seperti trapesium, “beber mekanik Kusmiyanto, gaul disapa Ciplex yang juga menaikkan lubang transfer 1,5 mm. Mengacu teori, semakin tinggi exhaust akan semakin baik di top-speed namun semakin mengorbankan RPM bawah. “Jadi rumusan  tersebut tadi begitu mumpuni untuk jarak 201 meter, “timpal VP Mboted yang berasal dari Sleman, Jogjakarta dan sebelumnya populer di balap liar seputar DIY-Jateng.

Cerita berlanjut. Perubahan ruang bakar tersebut tadi membutuhkan suplai gas aktif yang memadai. Ini mutlak hukumnya. “Melalui berbagai riset, lebih efisien pada karbu TM 34 mm. Pernah menggunakan yang 36 namun melempem di putaran bawah, “ungkap Ciplex yang mengadopsi spuyer 300 untuk main-jet dan 80 bagi pilot-jet. Bagaimanapun juga, ketika jalur bahan bakar dan udara sudah didesain dengan output volume yang lebih padat, maka dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi.

Volume ruang bakar pada head-cylinder berada pada 12,8 cc, disamping itu blok silinder dipapas 0,9 mm dan cop sebesar 6 mm.  “Makin mantap, karbu tadi didukung pula membran V Force III dan pengapian all-in milik YZ 125. Akselerasi lebih responsif di berbagai tingkatan RPM mesin, “tambah Ciplex yang menggeser timing pengapian 18 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas). | | ogy

CUKUP ROMBAK RASIO I & II
Setelah melalui berbagai langkah ubahan tersebut diatas, selanjutnya ramuan perbandingan gigi rasio menjadi atensi. Ini perangkat penting penyalur tenaga sebelum menuju kinerja final-gear. Tentu saja, hal yang diharapkan menyangkut semburan power dapat berlaku optimal, sekaligus lebih gampang dijinakkan. So, dua konteks demikian memang tidak dapat dipisahkan. Power maksimal dibarengi handling yang lebih bersahabat.

“Setelah melalu berbagai ujicoba, cukup rasio I dan II yang diubah, “ujar Ciplex menerangkan secara garis besar, rasio I (14-28) dan II (17-27) dibuat lebih berat dari bawaan standar pabrik. Sampai disini jelas bertujuan untuk memudahkan joki saat momen start. Gejala liar tidak hadir.  Berdasar logika, lonjakan tenaga yang sangat drastis dijamin tidak sesuai dengan rasio asli. Urusan final-gear diplot pada 13-35 untuk lintasan sepanjang 201 meter. \

SPEK KOREKAN :
MEMBRAN : V Force III, RASIO : 14-28 (I) dan 17-27 (II), PENGAPIAN : Yamaha YZ 125, KNALPOT : Cream Pie Jogjakarta, FINAL GEAR : 13-35 (201 M)

suzuki satria FU 150 ’09 surakarta KUASAI LIARAN KATEGORI STANDAR


Bukan rahasia umum, populasi Satria FU 150 makin menjamur di berbagai daerah hingga berefek juga di dunia dragbike. Dalam berbagai gelaran kelas khusus (OMR) Satria FU 150 dipastikan ramai menyentuh angka lebih dari 50 starter. Belum lagi di balap liar.
Dipastikan lebih banyak lagi. “Saya sengaja membangun buat kelas standar liaran yang lagi diminati,“ tutur Edy Wijaya, akrab dipanggil Babahe, tuner asal Solo, Surakarta yang berbasecamp di Ruko Kwarasan A5 Solo Baru.

Sekilas info saja, wilayah drag liaran seputar Surakarta mulai area dekat Waduk Mulur (Sukoharjo) dan jalanan dekat Embarkasi Hadi (Boyolali). “Untuk kelas standar, biasanya setelah tarung, kita mengecek kompresi dengan membuka headcylinder, lalu camshaft, piston, rasio, magnet dan klep. Semua hal tersebut harus standar,“ tutur Babahe, mengibarkan bendera Babahe Speed Team (BST), juga sempat populer di dunia road race saat Jupiter Z perdana hadir.

Alhasil, berdasar aturan main yang disepakati, kebanyakan berupaya mengganti dan mengupgrade Karburator, porting, CDI dan pemilihan final-gear yang tepat. Yuk kita selami dapur pacunya ! Kan bisa juga buat patokan sederahana yang kepingin mendongkrak tenaga FU 150 kesayangan. Karburator pakai keihin PE 28 yang notabene bawaan NSR SP. Diameter venturi sedikit diperbesar hingga 29 mm.

“Bertujuan menambah lebih banyak arus bahan bakar dan udara yang masuk ke ruangbbakar,“ terang Babahe, sembari menyebut pilihan main jet pada 120 dan pilot jet 55. Sampai di sini, jelas bahwa pemilihan karburator tidak akan efektif jika terlalu besar. Maklum saja, jeroan silinder masih standar pabrik. “Pernah pakai yang 30 mm, tapi tenaga bawahnya malah ngempos. Padahal buat trek pendek 201 meter,“ timpal tuner yang mengandalkan joki belia Daniel, putra mantan road racer Benny Omphonk asal Solo.

Hal terpenting kedua yang mengalami ubahan ialah porting. Sekali lagi, memeluk misi untuk meningkatkan volume aliran gas aktif. “Inlet diplot dengan diameter 28 mm, sedang lubang buang yang aslinya berbentuk oval diubah menjadi setengah lingkaran hingga lebih lebar menjadi 30 mm,“ beber dia yang pernah tergabung di tim pabrikan Yamaha Yonk Jaya dan Yamaha Putra Gading. “Modifikasi area porting ini lebih terasa saat putaran menengah hingga atas,“ timpal dragster Daniel.

Selanjutnya, CDI dipilih Rextor tipe Adjustable yang lebih praktis alias tinggal pasang saja. Terakhir final-gear dipakai 12-42. “Walau rasio standar, start tetap dimulai dengan persneling satu. Intinya, harus cepat saat perpindahan gigi agar peak-performance dapat tercapai,“ tambah Babahe yang melepas perangkat double-starter untuk membantu memperingan putaran mesin hingga lebih responsif.:: ogy

JARUM SKEP LEBIH GEMUK !

Berbagai cara sederhana ditempuh untuk meningkatkan semburan tenaga FU 150 dengan aroma standar ini. Dalam konteks ini, tetap dalam batas regulasi yang telah disepakati. Salah satunya dengan upaya meriset daleman karburator yang dipinang.
Misal  sehubungan perfoma jarum skep hingga diputuskan untuk diganti. Bawaan asli ternyata kurang gahar. Diaplikasi jarum skep by TDR.

Apa nilai lebihnya ? Konstruksi lebih gemuk pada bagian tengah dan lebih lancip di ujungnya. “Selain lebih enak saat nyetting, pengaruh ubahan ini begitu kentara pada putaran atas. Tenaga lebih berisi,“ tutur Babahe yang masih menggunakan intake manifold asli FU 150  namun sedikit diperbesar hingga seputar diameter 28 mm. :: ogy

SPEK MODIF :
KARBURATOR : Keihin PE 28, MAIN JET : 120, PILOT JET : 55, CDI : Rextor (Adjustable), KNALPOT : Syaiful Jogja, FINAL GEAR : 12-42 (201 Meter).

Honda Tiger Solo SIAP NGASAPI ‘KOLOR IJO’ NGANJUK!


Kepiawaian road racer senior Bima Aditya dalam urusan setting mesin balap bukan isapan jempol belaka. Salah satu yang baru dikerjakan dan cukup fenomenal ialah Tiger milik Andi Gentong yang bermain di kategori bergengsi FFA 4 Tak s/d 250 cc.
“Saat main perdana di event Semarang beberapa waktu lalu mencatat best-time 8 detik. Masih tahap awal. Saat ini sedang riset ulang dan target saya bisa mencapai 7,8 detik dan siap mengalahkan KTM 250 milik pasukan Kolor Ijo Nganjuk yang selama ini mendominasi,“ tegas Bima Aditya yang mengibarkan bendera tim Abakura Solo dan mengandalkan joki papan atas asal Semarang, Eko Chodox.

Menyangkut setting, langkah awal lakukan pembesaran kapasitas mesin. Sesuai regulai memang diperbolehkan hingga limit 250 cc. “Stroke masih standar Tiger, hanya piston dibuat lebih besar dengan diameter 70 mm. Kapasitas cc mendekati angka 240 cc atau lebih detailnya 239,2,“ terang Bima Aditya yang menggunakan pen berukuran 15.

Mengimbangi ruang bakar yang sudah diperbesar tadi, maka karburator ikut diupgrade. Bertahan dengan bawaan asli dijamin kinerja mesin tidak akan optimal. “Saat ini diaplikasi Keihin PJ 34. Tapi ini masih sementara karena sedang diriset jenis FCR atau TMR 35 yang dibekali accelerator-pump,“ tukas Bima Aditya yang siap di kontak di HP : 081 2269 3255.

“Saya yakin dengan support karbu tersebut, volume bahan bakar dan udara yang siap dikompresikan menjadi lebih padat dan pada semua tingkatan RPM mesin output power lebih beringas,“ tambah Bima yang mematok perbandingan kompresi pada rumusan 13,5 : 1. Lebih lanjut, camshaft yang berfungsi vital mengatur lalu lintas gas aktif diplot dengan durasi 278 derajat.

“Masih mengandalkan noken as orsi. Kalau pakai camshaft Genio atau Estilo justru tidak akan lebih baik karena lebih gemuk kepunyaan Tiger,“ timpal Bima Aditya yang pede dengan CDI Rextor tipe Pro Drag dengan sistem arus searah (Direct Current) dimana titik tertinggi kurve pengapian pada 36,4 derajat di RPM 9000.

Sehubungan riset yang tersebut diatas (karburator dan camshaft), maka strategi ke depan akan fokus pada mengejar putaran menengah dan top-speed yang lebih baik. Pada sisi lain, porting juga akan dibenahi. “Untuk sekarang ini diameter porting disebelah bos klep 35 mm dan berbentuk oval,“ tambah Bima Aditya. Kita tunggu saja kejutan prestasinya. | ogy

SPEK KOREKAN :
KLEP : EE (34/29,5 mm), LIFT KLEP : 10 mm, RASIO : 27-12 (I), 27-17 (II), 31-25 (III), 25-24 (IV), 29-31 (V) dan 22-26 (VI), KARBURATOR : Keihin PJ 34, MAIN JET : 125, PILOT JET : 60, CDI : Rextor (Pro Drag), KNALPOT : Custom, FINAL GEAR : 12-39.

Yamaha MIO Solo TEMBUS 287 CC,BEST-TIME 7,4 DETIK (201 M)


Kejutan spesial dihadirkan tim Harmony Monster Skutik Solo yang dimotori Bambang Pamungkas selaku manajer tim dan baru berkiprah pada Juni 2010. Namun, seiring perkembangan signifikan dari riset yang dilakukan, maka hingga saat ini sudah terkumpul lebih dari 15 piala  dalam kategori Matik FFA (Free For All) s/d 400 cc.
Alhasil, menjadi ancaman serius pemain-pemain lawas yang berkiprah lebih dulu. Langkah bore-up dipastikan menjadi proritas utama pemain dragbike matik. Seperti juga pasukan ini. “Kapasitas mesin menjadi 287,2 cc setelah piston diganti menjadi diameter 66 mm dan strokenya 84 mm, “terang Ismail selaku mekanik yang pede dengan sasis Titan TDR, berbasecamp di Kleben 01/08 Gedongan, Colomadu, Karanganyar dan siap dikontak di HP : 08121515626.    

Bagaimanapun juga, upgrade silinder berlaku wajib ketika bermain di matik FFA s/d 400 cc. Tinggal selanjutnya langkah menyesuaikan arus bahan bakar. Utamanya camshaft yang menjadi part penting ketika berbicara kinerja mesin 4 tak. “Durasi berada pada 280 derajat dimana angkatan lift mampu bekerja hingga 9,6 mm, “ujar Ismail yang mengaplikasi pully milik Yamaha Fino dan roller seberat 12 gram.

Patut dicatat, sehubungan klep diadopsi milik Toyota Camry yang konstruksinya lebih kuat dan payung lebih lebar hingga valve-in mampu berada di 34 mm dan exnya 30 mm. “Karakter noken-as lebih fokus di RPM menengah hingga atas. Alhasil, harus lebih berani menggantung RPM mesin saat momen start, “tukas Stephanus Nawis, dragster asal Semarang yang dipercaya menunggangi dan memiliki best-time 7,4 detik untuk lintasan 201 meter.

Cerita selanjutnya, sehubungan pengapian lebih bertaji dengan sistem total-loss dibarengi dengan penggunaan magnet standar. “CDInya pakai kepunyaan FINO. Lebih bandel dibanding bawaan asli, “tambah Ismail yang menggunakan ban depan IRC 45/90-17 dan belakang Comet 60/80-17 dibarengi velg Machimiura masing-masing depan dan belakang selebar 120 dan 140. | ogy

KARBU OPTIMAL KEIHIN PWK 33

Efek dari pembesaran silinder atau ruang bakar seperti yang tersebut diatas, tentu saja berpengaruh pada perangkat karburator sebagai pensuplai bahan bakar dan udara. Bertahan dengan bawaan asli dipastikan tidak akan optimal. Logika sederhananya, tubuh yang besar membutuhkan makanan yang lebih banyak. Setelah melalui berbagai langkah test-case, maka perfoma karbu efektif di PWK 33 mm.

“Berdasar spek kompresi, camshaft dan pengapian, maka PWK 33 sudah mentok untuk menu lintasan 201 meter. Pernah ukurannya diperbesar, justru power di putaran bawah ngempos dan sebaliknya dengan ukuran yang lebih kecil, oke di RPM bawah namun melempem di top speed, “beber Ismail yang pede dengan perbandingan kompresi 13,2 : 1 dan magnet standar dengan sistem pengapian  total-loss dan CDI by Yamaha Fino (Thailand)
SPEK KOREKAN  KARBURATOR : Keihin PWK 33, MAIN JET : 135, PILOT JET : 48, PISTON : Hi-Speed (66 mm), KLEP : Toyota Camry (34/30 mm), RASIO : 17-39, V BELT : TDR, CDI : Fino, KOIL : 4 SS, KNALPOT : TDR.

Ninja 150R ’03 Batu BEST LOCAL MODIFICATOR

Seiring maraknya trend modif street racing yang harus diakui jika akarnya juga tumbuh dari kota Malang dan Batu, makin berkembang jug wajah-wajah anyar pelaku yang harus diakui punya talenta oke untuk siap meramaikan kancah modif anak negeri. Salah satunya dalah Iman Shofi’i, brusher dan modifikator Pe’e Modified Batu yang perdana pamer maskot Ninja street racing full kerennya.
“Nih mascot murni aku garap dewe baik modifnya maupun painting brushnya, buat uji nyali jajaki dunia otokontes,” ujar warga Bumi Aji Batu. Konsep street racing kental dirilisnya dengan pelucutan set side body, shroud dan kedok lampunya hingga batang framenya kentara jelas. Nggak heran jika akhirnya doi lapis krom total batang rangka, swing arm dan fork setnya biar kelihatan full resik kinclong.

Settingan kaki-kaki juga dibikin nge-drag look dengan kombinasi pelek almu spoke berkaret ban gundul ceking. ”Mesti pake cakram dobel biar tetep safety,” imbuh Pe’e yang juga melapis krom full set stoping systemnya. Mengimbangi kinclongnya, badan knalpot ikutan dipoles dan dilapis pernis tahan panas.

Aksi pamungkas dilakoni Pe’e dengan melabur ulang pewarnaan bodi set minimalisnya. Kali ini warna kombinasi biru gradasi kuning kompak dilaburnya dengan disentuhi aksen estetik bertatto grafis yang makin atraktif dengan imbuhan sedikit sentuhan realis berwujud gambar-gambar tengkorak 3D.

”Bangga abis dinobatkan jadi Best Lokal Modificator Batu di ajang otokontes perdanaku beberapa waktu lalu,” senyumnya puas. | tito/adt

SPEK MODIF
KALIPER : Kitaco, MONOSOK : YSS, CAKRAM BLK : Nissin, VELG : DBS, BAN : Swallow Drag Blaster, KARBU : Keihin PW 26, PENGAPIAN : BRT, KNALPOT : Bungbon, FOOT REST : Nui Racing, STABILIZER : Tachobell, KROM : Abadi Klayatan 2 Malang, TOTAL : Rp.5 jt, MODIFIKATOR & BRUSHER : Pe’e Modified, Jl.Jeruk 73 Bumiaji-Batu, by Dewe (081805559579)

Kawasaki Ninja 150 ’ Surabaya KANCIL TEBAR PESONA

Gaya trondol memang sudah menjadi komitmen Dedy UK yang biasa disapa Maho. Maklum, warga Perum UK, Sememi, Surabaya tiap hari juga tongkrongannya bareng Bambang Kancil tuner balap serba bisa di Balongsari Tama, Manukan, Surabaya. Tak salah kalau tema drag style diaplikasi. Step awal, jumlah bodi diminimalis. Buritan tengah dilepas, berikut dengan air scoop depan.
Untuk pewarnaan bodi, Maho mendaulat Mufit begawan Bha-Gonk Air Brush di dusun Gemurung, Gedangan, Sidoarjo. Biar klimis, bahan cat dipilih dari Blinken kelir oranye komplit dengan pernisnya. Sentuhan grafis minimalis disemburkan pada spatbor depan, tangki dan buritan.

Sesuai dengan tema trondol, tongkrongan rangka wajib tampil resik. Warna kontras abu-abu tua silverstone dipilihnya, hingga detail calter mesin kanan kiri. Sedang silinder cop, spiral monosok, kaliper depan belakang dan lis radiator dikelir merah dan blok silinder paling pas warna hitam. Kabel kelistrikan turut dirapikan, berikut penggantian kabel tabung reservoir minyak rem serta meringkas tabung reservoir oli samping.

Biar aman meluncur di metropolis, point safety riding menjadi perhatian Maho. Macam cover head lamp yang diaplikasi dari cover head aseso adventure. Biar tampil lain, visor atasnya dipangkas. Serta penambahan stang kemudi KTC yang disandingkan tuas rem-kopling produk MotoGP.

Bagian kaki-kaki turut dijarah, Maho merubahnya dengan profil krom kreasi AB Krom, Bangil diteruskan penggantian tapak kaki, dengan kawalan pelek TDR 185-17 dan 215-17 dan dililit Comet 60/90-17 dan 185-17.

Makin pangkat, cakram depan digantinya Thailand didekap caliper Bremboo dan belakang dihuni cakram Satria dan kaliper Brembo. Masing-masing disuport pemakaian tromol Trusty. |  pid

SPEK MODIF
Pelek : TDR 185-17 & 215-17 | Ban : Comet 60/90-17 & 185-17 | Krom : AB Krom, Jl. Ikan Lumba-Lumba, Bangil | Tromol : Trusty | Cakram depan : Thailand | Caliper      : Bremboo | Cakram belakang : Satria-F | Caliper : Bremboo | Stang kemudi : KTC | Tuas rem-kopling : Moto Gp | Knalpot : PDK | Master rem depan : KTC | ody paint : Bha-Gonk Air Brush, Dusun Gemurung, Gedangan, Sidoarjo